English English Bahasa Indonesia Indonesia
6 June 2023
Conversation That Matters #5
6 June 2023

Conversation That Matters #05

“Pluralisme dan Teologi Kontekstual”

Free Webinar Research STTB, Conversation That Matters, kembali hadir dalam seri kelimanya dengan topik Pluralisme dan Teologi Kontekstual. Terdapat 3 pembicara dari STTB dan 1 Penanggap dari STT SAAT yaitu Bpk Wilson Jeremiah, Ph.D. Dalam webinar ini, masing-masing pembicara menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan topik sebagai berikut.

Pembicara Pertama, Pak Kristian Kusumawardana, M.Th. membahas mengenai “Kontekstualisasi Teologi Imago Dei Melalui Konsep Sankan Paraning Dumadi”.Penelitian ini menawarkan kontekstualisasi teologi Imago Dei melalui konsep Sankan Paraning Dumadi yang merupakan konsep tentang asal-usul dan tujuan manusia menurut budaya Jawa. Penelitian ini juga memaparkan implikasi kontekstualisasi teologi Imago Dei melalui konsep sangkan paraning dumadi bagi pelayanan misi integral kepada orang kejawen.

Pembicara kedua, Pak Samuel B. Wiratama, M.Th membahas mengenai “Analisa Kritis Terhadap Inklusivisme Clark.H.Pinnock”. Penelitian ini beragumentasi bahwa sekalipun pandangan inklusivisme teologi agama-agama Pinnock dapat dikritisi dalam terang teologi injili, namun ada beberapa prinsip teologi yang relevan bagi kaum injili untuk dapat dpergunakan dalam mengembangkan teologi agama-agama dalam konteks Indonesia, seperti teologi agama-agama yang bersifat via media, Kristologi Logos, karya dan kehadiran Roh Kudus dalam agama-agama, dan Theosis sebagai dasar persekutuan umat manusia.

Pembicara ketiga, Pak Philip Djung, Ph.D menyampaikan menganai “Wahyu dan Anugerah: Penilaian Kritis Teologi Agama-agama Hendrik Kraemer”. Studi ini meneliti teologi agama Hendrik Kraemer. Kekuatan teologi Kraemer adalah penekanannya kepada keunikan Yesus Kristus dan keniscayaan misi Kristen. Teologi Kraemer yang eksklusif ini dituduh tidak ramah terhadap agama dan budaya non-Kristen. Studi ini menemukan tuduhan tersebut tidak benar. Namun memang teologi Kraemer lemah dalam kerangka teologisnya. Kelemahan ini dapat diperbaiki dengan doktrin pewahyuan dan anugerah yang diambil dari teolog-teolog Reformed, seperti Herman Bavinck, Johan H. Bavinck, dan Abraham Kuyper. Hasil amandemen ini membuat teologi agama Kraemer, di satu pihak kuat dalam mempertahankan keunikan Yesus Kristus dan misi Kristen, dan di lain pihak juga mampu berinteraksi positif dengan agama dan budaya non-Kristen.

Penelitian Pak Philip telah diterbitkan menjadi buku oleh Langham Literature International. Kelengkapan pembahasan mengenai hasil penelitian Pak Samuel dan Pak Kristian akan diterbitkan oleh Monograf STTB, yang dapat dipesan disini https://bit.ly/OrderMonografSTTB

Siaran ulang webinar Conversation That Matters seri 5 dapat disaksikan di Youtube STTB .