Penelitian Pendidikan Teologi Mengapa perlu ada penelitian dalam pendidikan Teologi ? Adalah satu sukacita bagi orang Kristen untuk dapat mengenal Allah sebagai Bapa, Juruselamat, dan Sahabat. Kitab Suci mengatakan bahwa Allah telah menyatakan kemuliaan-Nya melalui...
KATEGORI
Buletin
Buletin STTB #55 Mar 2024
Pendidikan Teologi untuk Pemuridan Misisoner Urgensi Pemuridan bagi Gereja-gereja di Indonesia The...
Buletin #54 September 2023
Pendidikan Teologi yang Holistik & Transformatif Setelah lima tahun mata kuliah Teologi Kerja...
Buletin STTB #53 Mar 2023
Buletin STTB #52 Agustus 2022
Equiping The Whole Church for The Whole World! Edward Farley (1983) memetakan pendidikan teologi...
Buletin STTB Februari 2021
Untuk apa aku diciptakan? Apa arti hidupku? Apa sebenarnya panggilan hidupku? Apakah aku harus menjadi Hamba Tuhan di gereja atau di ladang misi pedalaman untuk melayaniNya? Bagaimana kalau aku ingin jadi pendidik, pengacara, ‘chef’, ‘tour guide’, pengusaha dan lainnya? Kita percaya bahwa kita diciptakan untuk memuliakan Tuhan dengan cara yang sangat unik dan eksklusif. Panggilan bukanlah rekrutmen pekerjaan; ini adalah sebuah kehormatan dan rencana terbaik yang Tuhan titipkan dan tawarkan kepada kita agar hidup kita menjadi bagian dari rencana agungNya di tengah dunia. Nah, kalau begitu bagaimana kita menemukan panggilan hidup kita? Yuk, kita ngobrol dengan para nara sumber dari latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pelayanan yang berbeda tetapi punya yang satu visi yang sama; untuk memuliakan Tuhan di ‘marketplace’ yang Tuhan sediakan bagi mereka.
Pendidikan Teologi Di Tengah Dunia Yang Sedang Berubah
Kita hidup di tengah dunia yang terus berubah, karena perkembangan adalah bagian dari rancangan Allah bagi dunia ciptaan-Nya (Kej 1:27-28). Demikian juga perkembangan teknologi berpengaruh pada pendidikan teologi di sepanjang zaman hingga di era digital saat ini. Pada saat yg sama kita juga hidup di tengah dunia yang dari waktu ke waktu mengalami disruption karena tatanan shalom yang terkoyak setelah manusia jatuh dalam dosa (Kej 3). Bencana alam, peperangan, dan wabah penyakit seringkali mempengaruhi refleksi teologis dan proses pendidikan teologi di sepanjang zaman.